Kamis, 10 Desember 2009

Tangisan Yang Terpuji

Sahabat, pernahkan anda merasakan betapa nikmatnya menangis dalam shalat atau menangis ketika membaca al-Quran?
Subhanallah, itu adalah sebuah kelezatan yang luar biasa, sebagaimana diilustrasikan secara tepat oleh seorang ulama salaf,
"Andai para raja zhalim mengetahui kelezatannya, maka mereka akan merebutnya dari kita dengan pedang-pedang mereka"

Selain itu, menangis dalam shalat dan membaca al-Quran memiliki keutamaan yang sangat tinggi, di antaranya yaitu diharamkannya mata tersebut dari jilatan api neraka (HR. Ibnu Abi Dunya), tidak diazab pada hari kiamat kelak (Hr. Al-Hakim) dan dapat melembutkan hati.

Sahabat, setiap dosa yang kita lakukan adalah setiap noda yang kita torehkan di hati. Ketika noda-noda itu menutupi hati kita, maka hati pun terasa kesat dan keras. Hidup jadi terasa kurang tentram walaupun dari sisi materi berkecukupan. Seakan-akan ada saja yang kurang dalam hidup ini, tapi kita tidak tahu apa dan mengapa. Sering, tersulut sedikit saja, emosi (hati) meledak tak terkendali.

Sahabat, tentu kita tidak ingin memiliki hati yang keras. Obat paling mujarab untuk mengikis noda-noda di hati dan melembutkannya kembali adalah dengan menangis di hadapan Allah. Dan yang paling mudah untuk kita lakukan kapan saja (tanpa perlu waktu khusus) adalah membaca al-Quran. Kita menangis (atau berusaha menangis) apakah itu karena takut ketika membaca ayat-ayat azab-Nya atau karena besarnya harap ketika membaca ayat-ayat surga dan kenikmatannya. Subhanallah, menangis karenanya terasa bagaikan oase di gurun pasir yang panas. Cobalah Sahabat, maka Anda pasti akan merasakannya..

Sahabat, manusia semulia Nabi Saw pun selalu menyempatkan diri untuk menangis karena Al-Quran. Abdullah bin Mas’ud menuturkan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam bersabda: "Bacakan untukku al-Quran". Lalu katakan: "Wahai Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam mengapa aku baca untuk engkau, padahal Al-Qur’an turun kepadamu?" Beliau berkata: Ya Sesungguhnya saya ingin mendengarkannya dari selainku. Lalu aku baca surat An-Nisa’ hingga sampai ayat : Maka bagaimanakah apabila Kami mendatangkan seseorang saksi dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu sebagai saksi atas mereka itu .Beliau lantas berkata: "Ya cukup". Ketika saya menoleh padanya, kulihat air matanya mengalir deras.
Jika Rasulullah Saw yang terbebas dari dosa saja menyempatkan diri untuk menagis karena al-Quran, lalu bagaimana dengan kita yang setiap hari selalu menambah dosa??

0 komentar:


Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Volkswagen Cars. Powered by Blogger